Khilafat o Malookiat - Maududi

Analisis Dan Ulasan Aplikasi Android: Khilafat o Malookiat - Maududi, Dikembangkan Oleh Pak Appz. Tercantum Dalam Kategori Buku & Referensi. Versi Saat Ini Adalah 1.0, Diperbarui Pada 25/04/2022 . Menurut Ulasan Pengguna Di Google Play: Khilafat o Malookiat - Maududi. Mencapai Lebih Dari 1 Ribu Pemasangan. Khilafat o Malookiat - Maududi Saat Ini Memiliki Ulasan 1, Peringkat Rata -Rata 5.0 Bintang

Khilafah dan Malookiat adalah beberapa buku Abul A'la Maududi yang paling terkenal. Dalam buku ini, ia membahas masalah Khilafah Islam dan mencoba untuk menunjukkan bahwa pemerintahan yang sukses dapat dicapai dengan mengikuti metode Khilafah pertama. Sama seperti pada masa kekhalifahan yang benar setiap orang memiliki hak -haknya sendiri dan khalifah diizinkan untuk mempertanyakan dan menjawab, sistem seperti itu adalah sistem yang lebih baik untuk alam semesta ini.

Sebaliknya, monarki, yang merupakan sistem monarki, memiliki banyak kekurangan, dan ini disebabkan oleh perubahan dalam sistem pemilihan Monarch. Ya, tetapi tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, hanya ada satu standar yang tersisa sebelum dunia dan itu adalah standar kekhalifahan yang benar. Di dalamnya, ia telah membahas prinsip -prinsip pemerintahan Islam, kekhalifahan yang benar, dan karakteristiknya, dari kekhalifahan yang benar hingga monarki, perbedaan antara kekhalifahan dan monarki, dll. Buku ini sangat populer dan beragam. therefore, if one wants to know maududi’s views, one should listen this book with great care.


khilafat o mulukiyat (english: transl. caliphate and kingship) is a book written by abul ala maududi in october 1966 as a refutation of the book, the caliphate of mu’awiyah and yazid by pakistani scholar mahmood Ahmad Abbasi.

Buku ini membahas tentang tahapan transformasi khilafat menjadi monarki. Itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dengan judul, tatanan politik Islam: model, penyimpangan dan respons Muslim. Edisi Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tarik Jan.

Beberapa sarjana Sunni telah menulis dalam upaya untuk membantah buku Maududi. Beberapa karya terkemuka adalah Khilafat-o-Malookiat, tariekhi-o-shar'i haytiat oleh Hafiz Salahuddin Yousaf, Shahwahid-e-taqaddus oleh Syed Muhammad Miyan Deobandi dan Hazrat Muawiyah Aureekhi Haeka'iq. Pekerjaan yang mendukung Maududi mencakup hampir 700 halaman Tajaliat-e-Sahabah oleh Amir Usmani, keponakan Shabbir Ahmad Usmani; yang awalnya menulis selama hampir satu tahun demi buku Abbasi. Amir Usmani melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa buku Maududi belum pernah terjadi sebelumnya dalam seluruh literatur Islam. Buku lain yang mendukung, Khilafat-o-Malookiat Par Aitrazat ka tajziya ditulis oleh Hakim Malik Ghulam Ali.



Sayyid Abul ala Maududi sebagai penolakan buku itu, Cuxtiphate MuoAdi. Maududi berpendapat bahwa individu tidak memiliki hak untuk memaksakan pemerintahan diktator mereka atas Muslim melalui agresi, sebaliknya Islam menyerukan sistem kekhalifahan, yang dikenal dalam bentuk modernnya sebagai demokrasi Islam. Buku ini membahas prinsip -prinsip yang melaluinya kekhalifahan pertama ditetapkan, dan alasan yang dikonversi menjadi raja, yang pertama dalam sejarah Muslim. Topik -topik lain termasuk alasan akhir kekhalifahan, era Utahan Ibn Affan, konflik antara Ali dan Muawiyah, aturan pemerintahan Islam, dan bagaimana degenerasi Kekhalifahan Rashidun memulai sistem divisi agama di antara Muslim. Kekhalifahan selalu berfungsi dalam garis besar yang diberikan oleh Islam. Buku ini berkaitan dengan era Uthman, khalifah ketiga, dan peristiwa yang terjadi pada waktu itu, dengan alasan kerusuhan dalam masyarakat Muslim yang baru lahir dimulai karena beberapa keputusan yang tidak populer oleh pemerintah. Setelah Uthman, Ali terpilih sebagai khalifah oleh mayoritas Muslim. Buku ini memandang Mu'awiyah sebagai gubernur pemberontak Suriah dan membahas kesederhanaan Ali dan kepintaran Mu'awiyah. Setelah perjanjian damai Hassan dan Mu'awiyah, Mu'awiyah menjadi raja pertama sejarah Muslim. Buku ini juga menyebutkan berbagai kelompok faksi pada waktu itu.

Maududi bukan seorang nabi. Seperti semua manusia biasa lainnya, dia rentan terhadap kesalahan dan dia melakukannya, tidak harus dalam buku ini. Metode analisis dan gaya penulisan kritisnya dapat diperdebatkan.

Read more